Kenapa Dewa-Dewi Hindu Banyak Sekali? Bukankah Tuhan Satu?

Kalau Ida Sang Hyang Widhi itu satu, kenapa ada banyak Dewa dan Dewi dalam Hindu? Saat melihat pura-pura di Bali, kita mungkin akan bertemu banyak nama: Dewa Wisnu, Dewa Siwa, Dewi Saraswati, Bhatara Baruna, dan lain-lain. Kadang muncul pertanyaan sederhana, tapi sangat penting: Apakah Hindu menyembah banyak Tuhan? Kenapa Dewa-Dewinya banyak sekali?
Pertanyaan ini sering muncul, bahkan dari umat Hindu sendiri—terutama anak-anak muda atau mereka yang baru mulai mendalami spiritualitas Hindu. Dan justru dari pertanyaan-pertanyaan seperti inilah, kita bisa lebih mengenal esensi ajaran Hindu itu sendiri.

Tuhan Itu Satu, Perwujudan-Nya Banyak

Dalam Hindu, kita meyakini bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah satu sumber utama dari segalanya. Tapi seperti matahari yang satu bisa menerangi banyak sisi bumi, demikian pula Tuhan hadir dalam banyak manifestasi—yang kita kenal sebagai Dewa dan Dewi. Setiap Dewa adalah representasi dari satu aspek kekuatan alam semesta:

  • Dewa Brahma melambangkan penciptaan
  • Dewa Wisnu melambangkan pemelihara kehidupan
  • Dewa Siwa melambangkan pelebur dan transformasi
  • Dewi Saraswati melambangkan ilmu pengetahuan dan seni
  • Bhatari Durga melambangkan kekuatan pelindung
  • Dan masih banyak lagi…

Jadi, bukan karena Hindu menyembah banyak Tuhan, tapi karena Tuhan yang satu itu hadir dalam banyak bentuk sesuai dengan fungsi dan vibrasi-Nya.

Mengapa Bentuk dan Nama Itu Penting?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering memberi “wujud” pada sesuatu yang abstrak agar lebih mudah didekati dan dirasakan. Kita menyebut “Ibu Pertiwi” sebagai simbol bumi, atau “Om” sebagai simbol suara suci. Demikian pula dalam Hindu, Dewa dan Dewi membantu kita mengenali aspek tertentu dari Ida Sang Hyang Widhi. Misalnya:

  • Saat butuh ilmu, kita memuja Dewi Saraswati
  • Saat rumah tangga ingin harmonis, kita memohon restu pada Dewa Ganesha
  • Saat akan bepergian di laut, kita memuja Bhatara Baruna

Ini bukan karena kita memecah-mecah Tuhan, tapi karena kita menghormati tiap aspek-Nya secara penuh perhatian dan kasih sayang.

Refleksi dari Tradisi Nusantara

Uniknya, di banyak daerah Indonesia, umat Hindu punya cara khas dalam memaknai Dewa-Dewi. Di Bali misalnya, ada Pura Ulun Danu yang dipersembahkan pada Dewi Danu, Dewa Air. Di Lombok, masyarakat mengenal Bhatara Gunung Rinjani sebagai pelindung alam. Setiap daerah punya cerita dan pendekatan sendiri. Tapi semua kembali ke satu tujuan: menyatu dengan kekuatan Sang Hyang Widhi yang mengatur kehidupan ini.

Jadi… Banyak Dewa, Banyak Cinta

Bayangkan Tuhan seperti cahaya putih yang bisa dipisah menjadi warna-warna indah lewat prisma. Apakah warna merah, biru, dan hijau itu berbeda dari cahaya putih? Tidak. Mereka bagian dari satu sumber. Demikian pula dalam Hindu. Semua Dewa dan Dewi adalah bagian dari satu kesatuan ilahi. Memuja mereka bukan berarti menyembah banyak Tuhan, tapi cara kita menjangkau Sang Sumber melalui aspek-aspek-Nya.

Mari Bertanya ke Dalam Diri

Coba kita tanya pada hati:

  • Selama ini, aku sembahyang kepada siapa?
  • Apakah aku merasa lebih dekat dengan salah satu manifestasi Dewa? Mengapa?
  • Apakah aku memahami bahwa semua itu sebenarnya satu tujuan—mendekat pada Sang Hyang Widhi?

____________________

Kamu lebih sering memuja Dewa siapa?
Atau punya kisah pribadi tentang kedekatan spiritual dengan Dewa atau Dewi tertentu?
Yuk cerita di komentar! Siapa tahu bisa jadi refleksi untuk kita bersama.

Bagikan Postingan ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *